“NYEPUT” TRADISI KHAS SUKU SASAK
Assalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh.
Hai
kawan – kawan, selamat datang kembali di blog saya. Di blog sebelumnya saya menulis
tentang Naskah Kuno Suku Sasak. Nah, kali ini yang akan saya bahas di blog ini adalah
tradisi ‘Nyeput’. Apa
itu tradisi Nyeput? Sebelum membahas tentang nyeput, saya akan bercerita
sedikit tentang perjalanan kedua saya ini. Hari kamis, 7 November 2019
tepatnya, saya dan teman – teman kembali datang ke kediaman mamiq Upi di Dusun
Sengkoah, Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Loteng. Kedatangan kedua kami ini
bertujuan untuk mempelajari tradisi Nyeput, kami penasaran akan tradisi
tersebut dikarenakan mamiq Upi sudah menyinggung tradisi Nyeput ini pada saat
kedatangan pertama kami.
Baca artikel sebelumnya https://kanaksasak123.blogspot.com/2019/10/karya-sastra-khas-suku-sasak.html?m=1
Kunjungan kali ini teman – teman saya bertambah, yang sebelumnya hanya berlima, kali ini kami bertiga belas 😂 . dan lagi – lagi saya bangga pada mereka, karena teman – teman saya ini banyak yang berasal dari luar suku Sasak, namun mereka dengan bangga, senang, dan sangat antusias mempelajari salah satu tradisi suku Sasak ini. Awalnya kami takut melakukan tradisi tersebut, namun mamiq Upi membuat kami berani, ada juga si yang tetap tidak berani 😁.
Foto bertiga belas 😂
Baiklah langsung saja kita bahas
apa itu Nyeput. Nyeput atau Bragem (Mengambil dalam bahasa Indonesia) merupakan
ritual mengambil selembar dari Takepan (Naskah Kuno) daun lontar, kemuadian
lembaran yang dipilih tersebut akan dibacakan, diartikan, dan dimaknai oleh
pemangku adat / orang yang menggeluti naskah kuno (dalam hal ini mamiq Upi).
Takepan
(Naskah Kuno) yang dipakai ketika saya melakukan tradisi nyeput adalah Takepan
Puspekerme. Sebelum saya melakukan nyeput ini, ada ritual yang dilakukan
sebelumnya, ritual ini merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan sebelum
nyeput. Mamiq Upi menyiapkan segelas air yang berisikan bunga (andang – andang ),
kemudian beliau membaca sebuah doa dalam hatinya.
Andang – andang & Takepan Puspekerme
Ada
beberapa langkah yang dilakukan dalam prosesi nyeput, antara lain sebagai
berikut.
1.
Nyeput / beragem biasanya
dilakukan pada malam hari.
2.
Orang yang akan menyeput /
beragem hendaknya mengosongkan pikiran dan berniat yang baik – baik.
3.
Membaca Bissmillah dan
tarik nafas ( harus tetap tenang agar tidak berfikir negatif).
4.
Mata ditutup jika ingin
ditutup, jika tidak juga tidak apa – apa.
5.
Mengambil selembar dari
takepan ( naskah kuno).
6.
Membererikan kepada
pemangku adat (yang akan membacakan).
7. Pemangku adat membacakan
dengan cara menembang, mengartikan, dan memaknai isi dari lembaran yang telah diambil.
Mamiq Upi Menembangkan takepan (Naskah kuno)
Setelah semuanya sudah selesai Nyeput/Beragem, mamiq Upi menyuruh kamu
untuk menyelupkan tangan ke dalam gelas yang berisikan air dan bunga, kemuadian
mengoleskan pada kedua mata kami, saat mengolesinya mata dalam keadaan tertutup
yah. Hal ini bertujuan agar kami tidak Dipedam atau tidak ada hal buruk terjadi,
misalnya gangguan pada mata kami.
Menurut kepercayaan masyarakat Sasak, apa yang kami ambil saat nyeput,
merupakan gambaran atau perjalanan hidup dari si penyeput. Bukan ingin
mendahului taqdir Tuhan, namun begitulah tradisi kami. Percaya atau tidak
percya.
Baiklah, sampai di sini dulu artikel kali ini, jika ada kesalahan atau
kekeliruan dalam penulisan artikel ini, mohon tulis di kommentar ya agar saya
bisa memperbaikinya. Terima kasih sudah mengunjungi blog saya dan membaca
artikel saya. Semoga bermanfaat.
Foto bersma mamiq Upi dan Teman – teman
Tetap jadi muda yang melestarikan budaya kita yah, jangan sampai punah. Mari kita sama – sama
mempelajari serta mendalami budaya adat kita. Salam anak muda cinta budaya.
Wassalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh 😊.